Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah tujuan instruksional pokok-pokok bahasan. Mengapa demikian? Pertama, karena tujuan pokok bahasan umumnya masih bersifat umum, sehingga belum dinyatakan perubahan perilaku yang spesifik. Disamping itu jumlahnya relatif masih sedikit. Kedua, karena penetapan tujuan pokok bahasan dapat dipakai sebagai dasar dalam menentukan tujuan yang lebih khusus, yaitu penetapan sasaran belajar (atau Tujuan Instruksioanal Khusus). Oleh sebab itu, meskipun masih bersifat umum, tujuan pokok bahasan harus sudah mengungkapkan materi bahasan dan kedudukan bahasan tersebut dalam kesatuan ketercapaian tujuan mata kuliah.
Perlu diketahui bahwa fungsi TIU adalah :
a) Menunjukkan kedudukan pokok bahasan tertentu dalam kesatuan bahan perkuliahan;
b) Menyatakan ringkasan tujuan pokok bahasan;
c) Merupakan pedoman dalam menyusun sasaran belajar ; dan
d) Merupakan pedoman menentukan kegiatan mengajar.
Disamping itu rumusan tujuan Intruksional Umum (TIU) masih bersifat :
a) Luas dan umum;
b) Belum dinyatakan dalam bentuk prilaku yang dikehendaki dan
c) Jumlahnya tidak banyak.
Setelah penetapan pokok bahasan selesai, tugas berikutnya adalah merangkainya dalam urutan yang terbaik agar tujuan mata kuliah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Urutan pokok-pokok bahasan tersebut disajikan dalam bentuk bagan rangkaian urutan antarpokok bahasan, yang menunjukkan mana yang terlebih dahulu diberikan untuk kemudian disusul bagian yang lain. Bagan skema semacam itu disebut sebagai skema tata hubungan antarpokok bahasan.
Manfaat skema hubungan pokok bahasan, disamping mampu memberikan argumentasi yang logis tentang urutan sajian pokok bahasan juga mambantu dalam merancang alokasi waktu pertemuan atau perkuliahan yang dibutuhkan. Banyaknya kebutuhan waktu tersebut tentunya sangat tergantung pada tujuan pokok bahasan (terutama macam bahan ajar dan perubahan perilaku yang diharapkan).
2. Tujuan Instruksional Khusus
Yang dimaksud Tujuan Instruksional Khusus (TIK) adalah Sasaran Belajar (SasBel). Mengapa? Karena sasaran belajar merupakan pernyataan tujuan instruksioanal yang sudah sangat rinci. Pada pernyataan sasaran belajar ini harus sudah dapat diketahui macam bahan ajar dan tingkat perubahan perilaku yang diharapkan. Untuk itu sasaran belajar harus menyatakan sesuatu yang teramati, terukur dan operasional.
Sasaran belajar harus dituliskan dari segi kemampuan mahasiswa. Artinya mengungkapkan perubahan apa yang diharapkan terjadi pada diri mahasiswa setelah mengikuti pengajaran satu subpokok bahasan tertentu.
a. Merumuskan Sasaran Belajar
Variabel pengajaran yang paling utama dalam sasaran belajar (sasbel) adalah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran yang paling rinci ternyatakan sebagai sasran belajar. Adalah sangat penting untuk dapat menyatakan sasaran belajar dengan baik dan benar, karena semua variabel pengajaran yang lain harus disusun sedemikian rupa dengan maksud untuk mencapai sasaran belajar tersebut.
Selanjutnya apabila rancangan pengorganisasian
b. Menyusun Bahan Ajar
Bila TIU dan TIK telah ditetapkan, matriks Satuan Acara Perkuliahan (SAP) telah disusun dan skema tata hubungan antara pokok bahasan telah ditetapkan, maka dosen tinggal menyusun materi bahan ajar. Materi ini dapat berupa:
1) Buku teks atau diktat yang pernah dituliskannya;
2) Buku teks, jurnal, laporan penelitian, laporan seminar yang biasanya disimpan di perpustakaan; dan
3) Media cetak yang lain, seperti dari koran, majalah dan sebagainya.
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) adalah rancangan pembelajaran selama satu semester yang memberikan gambaran umum tentang satu mata kuliah tertentu dan disahkan oleh jurusan atau program studi, yang berfungsi sebagai bukti dokumen administratif bahwa dosen yang diharapkan dapat efektif dan efisien.
Menyusun diktat atau buku ajar, memang tidak dapat sekaligus; tetapi harus bertahap. Disamping itu juga isinya baru, bukan saja berupa teori atau gagasan si penulisnya, tetapi juga latihan-latihan. Maksudnya agar buku tersebut mampu menampilkan sisi kognitif, psikomotorik dan afektif dari siswa atau mahasiswa.
B. Penerapan Pengorganisasian Materi Ajar
Dalam mendesain atau mengorganisasikan materi pembelajaran ada beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru atau seorang dosen, hal ini pula yang akan menentukan sempurna atau tidaknya organisasi materi pembelajaran, yaitu:
1. Pengumpulan Informasi
Sebelum seorang guru memulai pelajarannya di minggu pertama hari sekolah atau di dalam kelas, tentu ia melakukan persiapan-persiapan dalam beberapa aspek desain mata kuliah atau mata pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan sebagai satu usaha pembuktian akuntabilitas profesionalisme pembelajaran seorang dosen kepada mahasiswanya yang telah memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi. Paling tidak ada empat elemen yang harus dipersiapkan seorang dosen dalam mendesain atau mengorganisasikan satu mata kuliah, yaitu:
1) Elemen materi-materi perkuliahan,
2) Elemen kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil belajar,
3) Elemen strategi pembelajaran atau metode pembelajaran, dan
4) Elemen evaluasi pembelajaran
Untuk mengorganisasikan materi, langkah pertama sebelum seorang dosen memulai mengorganisasikan materi-materi perkuliahan dalam bentuk apapun, ia seharusnya mulai mengumpulkan sebanyak mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan mata kuliah yang akan diampu. Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk hard copy, soft copy melalui perpustakaan, internet dan atau konsultasi dari beberapa sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar