Jumat, 11 Januari 2013
20.perencanaan produksi agribisnis
A. PENGERTIAN
Sebagaimana manajemen organisasi yang lain, dalam manajemen agribisnis juga diterapkan fungsi-fungsi manajemen yang telah diterapkan di berbagai kalangan umum, yang dimulai dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian. Agribisnis sebagai suatu bidang usaha akan menjadi lebih efisien dan menguntungkan apabila dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian dalam perencanaan, pengambilan keputusan, serta pelaksanaan pada saat yang tepat. Oleh karena itu fungsi perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam agribisnis agar usaha agribisnis tidak mengalami kegagalan.
Menurut Sa’id (2004) fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang ditujukan untuk menyusun program kerja selama periode teretntu pada masa yang akan dating berdasarkan visi, misi, tujuan, serta sasaran organisasi. Perencanaan dalam agribisnis dapat dilakukan keuangan, pemasaran, produksi, persediaan, dan lain-lain. Tujuannya agar perusahaan agribisnis mendapatkan posisi yang terbaik berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa mendatang.
Pengertian perencanaan agribisnis secara operasional diterangkan dalam buku Seri Agribisnis yang dikeluarkan oleh Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian, Departemen Pertanian (1993) sebagai berikut “ perencanaan agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari alternatif-alternatif baru disertai dengan penghitungan konsekuensi finansial terhadap hasil dan biayanya“.
Perencanaan pada dasarnya dapat menjawab pertanyaan 5W dan 1 H, What (apa), Where (dimana), When (kapan), Who (siapa), Why (mengapa), How (bagaimana) yakni:
1.Apa yang akan dilakukan ? merujuk pada satu jenis kegiatan (usaha atau bagian dari usaha) dan hasil yang ingin dicapai/dilaksanakan
2. Dimana kegiatan dilakukan? Merujuk pada lokasi /tempat kegiatan produksi/ pemasaran / pembelian saprodi atau sapronak
3. Kapan kegiatan tersebut dijalankan? Merujuk pada waktu mulai usaha, panen, kebutuhan pembiayaan.
4.Siapa yang melaksanakan? Merujuk pada siapa yang akan melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap pengadaan faktor produksi, melakukan proses produksi primer (on farm) dan pengolahan/pemberian nilai tambah serta pemasaran.
5. Mengapa usaha tersebut dilaksanakan? Merujuk pada keberadaan peluang, misal peluang pasar, ketersediaan faktor produksi (murah atau tidak dibeli atau maksimisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki), fasilitas kredit produksi dari suatu lembaga pembiayaan/keuangan. Dapat juga mengapa sub kegiatan dari suatu kegiatan tersebut dilakukan? Merujuk pada keberadaan gangguan teknis yang berakibat pada keuntungan (misalnya : kegiatan melakukan culling pada agribisnis broiler, pemangkasan pada daun tanaman apel)
6.Bagaimana usaha tersebut dilaksanakan? Merujuk pada langkah-langkah pengorganisasian suatu kegiatan agribisnis dalam kelompok, kombinasi penggunaan input-input produksi, sehingga diperoleh hasil optimal.
Beberapa teknik perencanaan akan sangat membantu petani dalam mengambil keputusan untuk waktu yang akan datang disertai dengan pertimbangan atas hasil-hasil di masa lalu. Beberapa catatan dan analisis masa lalu tentang keberhasilan atau kegagalan merupakan informasi yang sangat penting untuk perencanaan agribisnis selanjutnya. Dari catatan dan analisis tersebut dapat dibuat beberapa modifikasi dan peruhahan agar agribisnis yang akan datang jauh leih baik.
B. PERENCANAAN MENYELURUH (Whole-Farm Planning )
Perencanaan menyeluruh sangat memperhatikan keseluruhan sumber¬daya yang dimiliki dan yang akan dipakai dalam usahatani. Tujuan Perencanaan menyeluruh antara lain sebagai berikut:
1) Identifikasi keuntungan tertinggi yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usahatani.
2) Identifikasi sumberdaya yang akan dipergunakan meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan peralatan.
3) Identifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan kemungkinan upaya untuk mengatasi waktu yang akan datang.
4) Estimasi kebutuhan dan pencarian modal.
5) Estimasi biaya dan pendapatan.
6) Estimasi arus uang tunai (cash flow)
Sukses usahatani sangat tergantung pada petani sebagai manajer dalam mengelola usahataninya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa hal berikut:
1) Pengetahuan dan kemampuan mendeteksi kapan menambah modal dan bagaimana menggunakannya dengan baik.
2) Pengetahuan tentang berapa biaya bunga yang harus dibayar apabila menarik: modal dari luar misalnya kredit bank.
3) Pengetahuan tentang kapan harus rnembayar bunga dan mengangsur pinjaman dari luar (kredit bank) agar kontinuitas usahatani tidak terganggu.
Perencanaan menyeluruh ini dilengkapi dengan sistem evaluasi dan dapat secara cepat dan mudah mengukur kinerja dan efisiensi usahatani.
C. PERENCANAAN USAHATANI
Definisi perencanaan usahatani adalah proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usahatani yang akan datang dan rencana-rencana usahatani berupa perwataan tertulis yang memuat sesuatu yang akan dikerjakan pada periode waktu tertentu untuk tujuan tertentu pula sehubungan dengan usahataninya.
Dengan perencanaa usahatani maka manfaat yang dapat diambil oleh petani adalah a) diperoleh petunjuk tentang apa yang akan dilakukan, b) penyimpangan dan kesalahan dapat dikurangi, c) ada jaminan untuk mendekati kebenaran, d) sebagai alat evaluasi, serta e) kontinuitas usaharani terjamin. Sementara perencanaan usahatani mempunyai krieteria-¬kriteria yang baik jika sesuai berikut ini.
1) Rasional, yaitu sesuai dengan situasi yang nyata, misalnya untuk meningkatkan produktifitas diperlukan pupuk urea pada pertanaman padi sawah sehingga tingkat produksi tersebut benar-benar dicapai.
2) Fleksibel, yaitu disesuaikan dengan situasi, misainya untuk peningkatan produktivitas padi tersebut ternyata pupuk urea yang dibutuhkan tidak ada maka dapat diganti dengan pupuk ZA, tetapi tentu dengan dosis yang berbeda karena kandungan N pada urea dan ZA berbeda. Pada urea kandungan N rnencapai 46%, sedangkan pada ZA hanya 20%.
3) Dapat dinilai dan dengan dapat diambil tindakan yang tepat.
4) Menjamin kontinuitas usahatani.
Ada 3 cara menyusun suatu perencanaan usahatani, yakni 1) pre¬determined, suatu perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah (instansi yang terkait) karena memang ada tujuan tertentu pemerintah sehingga merupakan kebutuhan pemerintah, 2) self-determined plant, yakni suatu perencanaan usahatani yang, disusun dan ditentukan sendiri oleh petani sesuai dengan keinginan dan menjadi keburuhan petani sendiri, serta 3) join plant, yaitu suatu perencanan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh petani dengan pemerintah dalam hal ini instansi yang berwenang bersama dengan petani. Sebagai contoh tanam serempak. Cara tanam serempak direncanakan bersama antara para kelompok tani (para petani) dengan dinas pertanian (PPL), dinas pekerjaan umum (pengairan), koperasi (penyediaan pupuk), perbankan (penyediaan modal), dan peme¬rintah desa (menyangankut areal yang luas).
Cara tanam serempak ini merupakan kepentingan bersama karena dengan cara tersebut siklus hama penyakit dapat dikendalikan sehingga kontinuitas produksi dan ketahanan pangan dapat terjamin. Petani juga memperoleh bimbingan penerapan teknologi yang sama, produktivitas tinggi, dan pendapatan petani juga meningkat (tinggi).
Perencanaan yang bersifat Kerja sama dengan lembaga pemerintah memerlukan berbagai pembicara. Pembicaraan terarah akan membantu petani dalam perencanaan usahatani sehingga diperlukan beberapa catatan penting untuk pembicaraan bersama. Beberapa hal yang penting dalam pembicaraan tersebut sebagai berikut.
1) Varietas yang akan ditanam, sehubungan dengan produktivitas dan ketahanannya terhadap hama penyakit.
2) Kapan tanam dan kapan panen sehubungan dengan penyediaan irigasi.
3) Pupuk apa, berapa, dan kapan digunakan sehubungan dengan penyediaan pupuk agar petani tidak mengalami kesulitan.
4) Berapa dan dari mana modal yang diperlukan sehubungan dengan kesiapan pihak perbankan dalam merealisasi kredit usahatani.
Dalam pelaksanaan sehari-hari petani dapat menyusun rencana usahataninya secara berkelompok dengan bimbingan PPL (petugas penyuluh pertanian) atau petugas yang secara periodik berkunjung ke kelompok tani. PPL tersebut harus selalu siap membawa informasi tentang program-program pemerintah, tentang teknologi baru, dan siap mendam¬pingi petani dalam pelaksanaan usahataninya.
D. TITIK TOLAK PERENCANAAN
Titik tolak perencanaan agribisnis adalah perbandingan kuantitatif antara luas tanah, jumlah tenaga kerja, dan jumlah modal. Titik tolak perencanaan agribisnis ditekankan pada faktor-faktor produksi yang paling langka.
Bila tanah paling langka, lakukan intensifikasi usahataniF
Bila tenaga kerja paling langka lakukan peningkatan produktivitas per satuan tenagaF
Bila modal paling langka lakukan ekstensifikasi usahataniF
Dalam perencanaan agribisnis seorang manajer tidak boleh lepas dari apa yang menjadi sasaran agribisnis yang dikembangkan. Sasaran agribisnis yang biasanya mencakup:
Penguasaan pasar1
Bagaimana kedudukan kita terhadap pesaing
Pertumbuhan dan perkembangan2
Berapa dan bagaimana cepatnya pertumbuhan yang seharusnya
Profitabilitias3
Apa jenis usaha dan berapa jumlah kemungkinan mendapatkan untung
Hubungan dan prestasi kerja karyawan4
Imbalan dan bagian penghasilan apa yang akan diberikan pada karyawan, dan apa yang mereka harapkan
Hubungan dengan dan hasil dengan penanam modal5
Seberapa besar bagian pendapatan yang akan diberikan pada para investor
Tanggung jawab dan hubungan kemasyarakatan6
Jenis bisnis apa yang dikehendaki masyarakat untuk dikelola oleh perusahaan
Sumber daya fisik7
Peralatan, perkakas, dan hal-hal apa saja yang dibutuhkan perusahaan
Produk dan inovasi8
Apa saja yang diutamakan dalam produk baru serta penelitian.
E. TAHAPAN PERENCANAAN AGRIBISNIS
Perencanaan agribisnis meliputi 3 tahapan yaitu :
a. Mencari alternatif-alternatif, yaitu suatu usaha untuk menentukan alternatif-alternatif usaha atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan agribisnis. Dalam proses penyuluhan agribisnis, penentuan kemungkinan-kemungkinan usaha ini dilakukan, dialami, dan ditemukan sendiri oleh petani nelayan
b. Menghitung rendabilitas dan melakukan analisis saldo usaha, yaitu kegiatan pencatatan data agribisnis atau pembukuan agribisnis sehingga petani nelayan dapat menghitung biaya dan hasil, serta dapat menganalisa saldo usaha dari alternatif-alternatif yang ditemukan.
c. Membandingkan situasi baru dengan situasi saat ini. Tahap ini dilakukan dalam usaha menentukan pilihan dari alternatif yang memberikan harapan kenaikan pendapatan dan keuntungan usaha yang paling tinggi. Alternatif itulah yang diberikan prioritas pertama untuk diterapkan
F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PERENCANAAN AGRIBISNIS
Langkah-langkah kegiatan perencanaan agribisnis meliputi :
a. Identifikasi kebutuhan pasar
b. Identifikasi kebutuhan industri hilir
c. Identifikasi jaringan ketersediaan agro input
d. Identifikasi jaringan ketersediaan modal usaha
e. Penyusunan pola usahatani yang memiliki keunggulan komparatif komoditi
f. Perencanaan modal dan pengajuan kredit
g. Perencanaan tenaga kerja
1. Identifikasi Kebutuhan Pasar
Informasi pasar yang perlu dikumpulkan untuk bahan perencanaan agribisnis adalah :
- Komoditas apa yang diminta pasar
- Berapa jumlahnya yang diminta
- Bagaimana kualitas yang diminta
- Dimana komoditi tersebut dikonsumsi
- Berapakah harga per satuan yang akan diperoleh
- Apakah harga tersebut sudah layak
Sumber iformasi pasar diperoleh dari grosir, penjaja/ warung kecil, konsumen akhir dan lembaga keuangan, baik pemerintah atau swasta (bank, dan lain-lain)
Identifikasi Kebutuhan Industri Hilir
Industri hilir adalah kegiatan agroindustri yang merupakan salah satu sub sistem atau mata rantai agribisnis. Agroindustri bertujuan untuk meraih nilai tambah dan diversifikasi vertikal untuk tambahan kegiatan atau perlakuan komoditi setelah panen Bentuk kegiatan agroindustri dapat berupa penyimpanan, pengeringan, pengolahan dan pengangkutan (transportasi)
Implementasi agroindustri di pedesaan merupakan pilihan yang tepat karena :
- mendekatkan produsen primer dengan industri, sehingga dapat meminimalkan biaya transportasi
- menciptakan peluang dan kesempatan kerja baru di pedesaan
- membentuk dan mendorong timbulnya nilai baru dalam keseluruhan rangkaian proses agribisnis
- memberikan nilai tambah pada produk primer
- mendorong proses komersialisasi agribisnis di pedesaan
3. Identifikasi jaringan ketersediaan agroinput
Berbagai lembaga penyedia agroinput bisa berupa produsen bibit, pupuk, pestisida, dan alsintan beserta grosir dan pengecernya, seperti KUD, Kios, dan sebagainya.
Informasi jaringan ketersediaan agroinput yang perlu dikumpulkan untuk bahan merencanakan agribisnis adalah :
- Jenis lembaga penyedia (industri hulu)
- Mutu
- Jumlah/ volume
- Harga
- Waktu ketersediaan
4. Identifikasi jaringan ketersediaan modal usaha
Informasi jaringan ketersediaan modal usaha yang perlu dikumpul-kan untuk bahan merencanakan agribisnis adalah :
- Cara mendapatkan uang tunai
- Pihak yang meminjamkan uang untuk modal usaha
- Cara pengambilan pinjaman dan besarnya bunga
Umumnya para petani nelayan mendapatkan uang tunai dengan berbagai
Berbagai cara dapat dilakukan oleh petani nelayan dalam mendapatkan uang tunai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar