Kamis, 17 Januari 2013

08.ratusan rumah terendan di jakarta timur di tahun 2013

 — Ratusan rumah di bantaran Sungai Ciliwung, terutama di Kelurahan Bidaracina dan Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam banjir, Sabtu (21/5/2011). Banjir kiriman dari Bogor dan Depok itu terjadi sejak pukul 03.00 WIB.
Rata-rata tinggi genangan berkisar 30-40 sentimeter masuk ke dalam rumah warga di Bidaracina. Saat itu ketinggian air di wilayah Kampung Pulo, Kampung Melayu, mencapai 50-60 sentimeter.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, sejauh ini tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir kiriman tersebut. Mereka memilih untuk diam di rumahnya masing-masing sambil mengamankan barang-barang berharga miliknya.
"Banjir seperti ini sebenarnya sudah sering dirasakan warga dan dianggap hal yang biasa. Jadi, tidak ada warga yang mengungsi. Kalau sudah parah, baru warga ngungsi" kata Ruslan, warga Bidaracina.
Ia menjelaskan, sejak Jumat (20/5/2011) sore warga sudah diberi tahu oleh pengurus RT dan RW bahwa akan ada banjir kiriman, maka warga siap-siap. Sejak sore juga warga sudah bersiap mengemasi barang-barang berharga, seperti barang elektronik.
Lurah Kampung Melayu Ade Chairul Bahar mengatakan, wilayah yang terkena banjir dan sudah menjadi langganan adalah RW 01, 02, dan 03. Utamanya adalah rumah-rumah yang ada di bantaran kali. Diprediksi rumah yang terkena banjir di tiga RW tersebut berkisar 300-500 unit.
"Saat ini genangan air di rumah-rumah warga mulai surut. Namun, yang ada di pinggiran kali, genangannya rata-rata masih sekitar 30 sentimeter," kata Ade.
Lurah Bidaracina Nazarudin menjelaskan, hingga kini banjir juga masih terjadi di wilayah tersebut, terutama di RW 07 yang letaknya di bantaran kali, yakni di RT 03, 05, dan RT 12. Saat ini genangan air tinggal 10-20 sentimeter.
"Tidak ada warga yang mengungsi. Bagi warga, kalau dapur rumahnya tidak terendam, mereka tidak akan mengungsi. Banjir seperti ini juga sudah dianggap hal yang biasa," katanya.
Sumber :
Editor :
Nasru Alam Aziz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar